Pages - Menu

Jumat, 05 April 2013

Inilah Negeri Kita,kawan...

Semalam waktu aku belajar mata kuliah Pelayanan Nasabah,dosen saya sedikit menyinggung tentang kejamnya orang-orang di Indonesia. Tidak manusiawinya orang Indonesia. Kenapa gitu ? Yah,mengingat banyaknya kasus-kasus yang enggak manusiawi di negara ini, kaya orang yang meninggal di jalan karena tidak terlayani di rumah sakit, maraknya penjualan bayi, belum lagi pendiskriminasian terhadap orang-orang miskin di negara kita, bener-bener gak manusiawi.

Menurut beliau salah satu manusia yang ga manusiawi itu adalah dokter. Yah, dokter adalah orang yang paling gak manusiawi, kenapa ? Karena kaya yang saya bilang tadi, banyak kali orang yang meninggal di perjalanan karena gak terlayani di rumah sakit. Inilah sedikit potret betapa mirisnya negeri kita sekarang ini. Ada orang yang udah sakaratul maut, butuh penanganan medis, harus dihalang-halangi oleh administrasi yang ribet, belum lagi harus adanya uang muka untuk pengobatan tadi. Padahal taruhannya adalah nyawa. Betapa murahnya sebuah nyawa di negeri kita ini. Belum lagi kasus-kasus mal praktek yang sering kita dengar di berita-berita. Orang yang pengen sembuh, berharap banyak dengan si dokter tadi, bukannya makin sembuh malah makin parah penyakitnya. Yang lebih parahnya lagi, si dokter ini gak mau disalahin, malah menyalahkan pasien.

Aku bukannya nyalahin profesi dokter, tapi begitulah kenyataan yang ada. Dokter yang bener-bener dokter di negeri kita ini udah sangat jarang di jumpai. Makanya gak sedikit orang yang sakit dikit berobat keluar negeri. Masyarakat yang berobat keluar negeri tadi itu gak salah. Mereka jauh-jauh berobat ke luar negeri bukan tanpa alasan. Mereka udah gak percaya dengan dokter-dokter di tanah air, makanya mereka gak sungkan ngeluarin uang banyak-banyak cuma buat sembuh. Mereka gak mau berobat mahal-mahal disini, yang didapat bukannya kesembuhan malah kematian.

Ada lagi yang buat aku semakin heran kalo liat pamplet-pamplet praktek dokter yang ada tulisan "sabtu-minggu dan hari besar lainnya tutup". Kalo kata dosen aku, secara gak langsung, berarti kita dilarang sakit di hari sabtu, dihari minggu, bahkan di hari-hari merah. Aneh memang.

Ironinya lagi, kita jauh-jauh berobat keluar negeri,misal ke Penang, padahal dokter-dokter disana itu belajarnya bukanlah di Penang, melainkan di negara kita. Ini bener-bener ironi, kita jauh-jauh berobat ke sana, padahal yang mengobati kita itu belajarnya di negeri kita sendiri. Kenapa bukan orang-orang di negeri kita aja yang dimantapin buat jadi dokter ? Jadi kualitas dokter di negara kita gak kalah dengan dokter-dokter di luar negeri.

Dosen ekonomi saya pernah bilang, kunci utama untuk memberantas kemiskinan di negara ini adalah melalui pendidikan. Tapi nyatanya, pendidikan di negeri kita ini sangatlah bobrok. Biaya sekolah yang mahal, banyaknya pungutan-pungutan liar di sekolah, ujian yang di bikin sangat ribet, dan masih banyak lagi. Yang lebih bobroknya lagi kaya kasus buku LKS yang isinya tentang pornografi. Bayangin aja anak SD di negara kita udah disuguhi hal-hal yang berbau pornografi.

Balik ke permasalahan tadi, inilah alasan kenapa dokter di negara kita ini kualitasnya masih rendah. Hanya mereka yang punya uang-lah yang bisa kuliah di kedokteran. Padahal, gak semua anak orang kaya yang kuliah di kedokteran itu punya kapabilitas buat kuliah di kedokteran tadi. Kalo misalnya anak-anak kedokteran yang lulus melalui jalur ujian tertulis, okelah mereka punya kapabilitas buat kuliah di kedokteran. Lalu, bagaimana dengan mereka yang masuk melalu "jalur tikus". Mereka bisa lolos di kedokteran hanya karena bapaknya punya uang banyak, sementara isi kepala mereka tidaklah cocok buat berada di sana. Padahal, profesi mereka itu bukanlah profesi yang sepele. Mereka itu bakalan berurusan dengan nyawa manusia.

Belum lagi semakin merosotnya moral para petinggi di negara kita ini. Masalah skandal perkawinanlah, skandal sekslah, korupsilah, dan lah lah yang lain.

Banyak masalah-masalah pejabat di negeri ini yang buat kita semakin miris ngeliat negeri ini. Maraknya kasus korupsi, yang seakan-akan korupsi itu udah jadi budaya di negeri kita. Pendiskriminasian terhadap orang miskin, ini yang paling parah. Ada orang yang cuma maling sendal di penjara beberapa tahun,sementara koruptor yang udah jelas-jelas merugikan negara hanya dihukum beberapa tahun.

Yang gak punya uang, selalu salah. Sementara mereka yang bener-bener salah, karena cuma punya uang bisa kebal hukum. Bagaimana kita bisa maju kalo hukum di negeri ini udah bisa di beli ?

Yah, inilah negeri kita, kawan. Negeri yang kata orang-orang bule orangnya itu ramah-ramah, sopan-sopan, yang ternyata itu cuma katanya. Justru kitalah yang paling gak manusiawi. Hanya mereka yang punya uanglah yang bisa tinggal di negara ini, sementara yang miskin ? Bisa bertahan hidup aja mungkin udah kaya mukjizat. Orang miskin di negara ini dilarang sakit, kenapa gak sekalian di usir aja orang miskin di negara ini biar bisa mengurangi jumlah penduduk negara ini. Kalo bahasa bataknya itu "Hepeng mangatur nagaraon". Yah emang bener. Uanglah yang mengatur negara tercinta kita ini, Indonesia.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar